3 Pelajaran Berharga Setelah Runtuhnya Orde Baru 1998

Peristiwa runtuhnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada Mei 1998, seakan menjadi titik balik bagi bangkitnya era reformasi di Indonesia. Saat itu, masyarakat yang tergabung dalam ragam aliansi baik mahasiswa ataupun mereka para serikat buruh hingga para pekerja lainnya maupun ormas sekalipun sudah tak menahan diri untuk turun ke jalan  menyuarakan kebebasan serta keinginan untuk bebas dari belenggu orde baru yang telah menetap selama 32 tahun.

Periode Mei 1998 juga dianggap sebagai salah satu tahapan sejarah ketatanegaraan Republik Indonesia yang sangat signifikan dan mempunyai pengaruh yang besar bagi sistem ketatanegaraan Republik Indonesia di kemudian hari. Hari itu disebut sebagai saat-saat kritis dan detik-detik terakhir dimana sang Jenderal yakni Soeharto menyatakan  'mundur' sebagai Presiden RI kedua saat itu.

Jika dirinci melalui banyak sumber termasuk tentang apa yang telah dimuat dalam tulisan Kemenkumham tentang peristiwa Mei 1998, dalam tulisan tersebut dikatakan bahwa argumentasi mengenai mundurnya presiden dianggap sebagai seuatu hal yang harus ditempuh. Pada saat itu pula, Profesor Yusril Ihza Mahendra juga mengusulkan kepada Soeharto, dengan alasan keadaan yang mendesak serta darurat, agar Presiden Soeharto menyatakan sikap tegas (declare) untuk mau berhenti secara sepihak tanpa perlu membuat laporan pertanggungjawaban dan/atau persetujuan dari pihak manapun.

Singkat cerita, Presiden Soeharto menyutujui usulan tersebut dan pada akhirnya melalui forum yang disaksikan oleh para pejabat istana serta liputan dari media pers nasional pada saat itu. Presiden RI yang telah menjabat selama 32 tahun tersebut resmi menyatakan mundur dari jabatannya terhitun sejak 21 Mei 1998.

Sejak saat itulah, bangsa Indonesia seakan bebas dari jeratan kisah pilu Orde Baru. Ibaratkan seseorang yang ingin memulai hidup dari nol, Masyarakat Indonesia senang dengan apa yang telah didapatkan serta lebih siap untuk menatap masa depan setelah tumbangnya pemerintahan Orde Baru pada Mei 1998.

Lantas, apa pelajaran berharga yang bisa kita dapatkan terutama para generasi muda pasca runtuhnya era kejayaan rezim orde baru?

1. Semangat memperjuangkan hak dan kebebasan berpendapat

Terbelenggunya kebebasan pers dan kebebasan bersuara atau berpendapat dalam forum-forum resmi seakan menjadi hal yang harus dihadapi pada masa orde baru dulu. Mereka orang-orang yang hidup pada masa orde baru pasti merasakan bahwa segala kebijakan atau pun aturan yang telah ditetapkan harus dipatuhi dan dilaksanakan tanpa mempertimbangkan azas kemanusiaan ataupun relevansi dengan pribadi orang tersebut. 

Sebagai contoh hilangnya 13 orang aktivis mahasiswa pejuang reformasi yang menjadi korban penculikan paksa hingga kini tak pernah terselesaikan. Dedy Hamdun, Nova Al Katiri, Ismail, Sony, hingga nama Widji Tukul seakan hilang begitu saja tertelan sejarah dari kejam dan kelamnya tangan besi rezim orde baru.

Maka dari itu, kita selaku generasi muda harus bisa bangkit dan kembali memperjuangkan hak-hak hidup masyarakat banyak di depan forum publik. Terutama mereka yang saat ini memiliki jabatan di parlemen, mahasiswa yang aktif dalam forum-forum diskusi pemerintahan, serta elemen lainnya demi memperjuangkan hak dan mewujudkan keadilan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Warisan Keberagaman dan Persatuan dalam Perbedaan

Pentingnya menjaga keberagaman dan toleransi dalam masyarakat. Runtuhnya Orde Baru membuka ruang untuk ekspresi keberagaman budaya, agama, dan suku di Indonesia. Masyarakat belajar bahwa keberagaman adalah kekayaan yang harus dijaga bersama, dan toleransi antar kelompok menjadi kunci untuk menciptakan harmoni sosial.

Dengan menjaga keberagaman dan kerukunan antar golongan masyarakat, maka kita akan mudah hidup berdampingan dan saling menyelesaikan permasalahan dengan mengutamakan diskusi bersama guna mencari solusi terbaik dari permasalahan yang dihadapi.

3. Rekam Jejak Peningkatan Aspek Ekonomi dan Taraf Hidup Masyarakat

Perubahan ekonomi juga menjadi salah satu pelajaran penting pasca runtuhnya Orde Baru. Liberalisasi ekonomi dan reformasi struktural membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi dan investasi. Masyarakat belajar bahwa pembangunan ekonomi yang inklusif, adil, dan berkelanjutan adalah kunci untuk mencapai kemakmuran bersama.

Membuka lapangan kerja dengan melibatkan berbagai sektor riil pelaku ekonomi seperti pedangan kecil, pengusaha menengah, pelaku UMKM, dan elemen lain menjadi langkah jitu dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia di bidang ekonomi.

4. Menjauhi sikap dan perilaku KKN di birokrasi

Pasca runtuhnya istana kekuasaan rezim orde baru, kita banyak belajar bahwa pada hakekatnya tidak ada kekuasaan yang langgeng dan abadi. Setiap generasi pasti ada masanya, dan setiap masa pasti ada generasinya. Maka dari itu, jika di zaman dahulu praktik kotor pelaksanaan kebijakan dalam pemerintahan kerap diselingi dengan perilaku KKN. Di era sekarang kita tak lagi perlu melakukanhal-hal kotor demikian.

Indonesia mampu bangkit dengan melakukan banyak perubahan terutama di bidang pemerintahan. Membuka perekrutan pekerja dengan mengandalkan sistem penerimaan yang transparan serta terstruktur sesuai dengan regulasi yang berlaku, meminimalisasikan terjadinya suap, serta yang terpenting bersikap adil terhadap siapapun dan bersedia dihukum apabila melakukan praktik curang menjadi hal yang baik bagi Indonesia di masa depan.

Semoga dengan bangkitnya Indonesia di masa reformasi, menjadi awal bangkitnya bangsa Indonesia di berbagai aspek demi menuju cita-cita mulia menjadi bangsa yang sejahtera di masa depan.



Penulis : Ardi Bagus Prasetyo 
Sumber : Kompasiana Beyond Blogging 
Live Chat

Halo Sahabat JDIH, selamat datang di Live Chat Website kami, silahkan ketik yang ada tanyakan pada kolom ini