
Kemudahan Pendaftaran Merk Bagi UMK
KEMUDAHAN PENDAFTARAN MEREK BAGI UMK
Timoty Ezra Simanjutak
Mengenal Merek Dagang dan
Pelindungannya
Merek
(trademark) sebagai hak atas kekayaan
intelektual, menurut Rahmi Jened, dalam buku Hukum Merek (Trademark Law) (hal. 3) disebut sebagai tanda untuk
mengidentifikasi asal barang dan jasa (an
indication of origin) dari suatu perusahaan dengan barang dan/atau jasa
perusahaan lain. Dengan adanya merek, masyarakat dapat mengenal suatu produk
dengan lebih mudah. Merek juga menjadi jaminan atas mutu barang atau jasa (quality guarantee) yang tidak hanya
menguntungkan bagi produsen, tetapi juga memudahkan konsumen.
Sehingga,
dapat dipahami bahwa merek memiliki fungsi yang penting dan vital. Oleh karena
itu, merek perlu didaftarkan agar dapat menikmati hak eksklusif.
Apa
itu hak eksklusif? Menurut Abdulkadir Muhammad dalam buku Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual (hal. 130), hak
eksklusif artinya merek itu hanya dapat digunakan sendiri oleh pemilik merek
atau pemilik merek dapat memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakan
mereknya.
Lebih
lanjut, hak atas merek dijelaskan di dalam Pasal 1 angka 5 UU MIG yang
berbunyi:
Hak atas Merek
adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik Merek yang terdaftar
untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek tersebut atau
memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya.
Mengacu
pada bunyi pasal di atas, maka kami mengimbau kepada setiap pengusaha baik
pengusaha skala besar maupun pengusaha mikro, kecil, dan menengah
("UMKM") untuk mendaftarkan mereknya. Sebab, hanya melalui
pendaftaran mereklah suatu merek bisa mendapatkan pelindungan dari negara. Hal
ini dikarenakan UU MIG menggunakan sistem first to file yaitu orang pertama yang
mendaftarkan merek adalah orang yang mendapatkan pelindungan hak atas merek.
Sistem
first to file tersebut selaras dengan
Pasal 3 UU MIG dan penjelasannya yang menyebutkan bahwa hak atas merek
diperoleh setelah merek tersebut terdaftar. Yang dimaksud dengan “terdaftar”
adalah setelah permohonan melalui proses pemeriksaan formalitas, proses
pengumuman, dan proses pemeriksaan substantif serta mendapatkan persetujuan
menteri untuk diterbitkan sertifikat.
Meski
demikian, Insan Budi Maulana dan Emilie Flohil dalam buku Perbandingan Singkat
Pelindungan Merek Belanda dan Indonesia (hal. 2), menerangkan bahwa dalam
praktiknya sistem first to file ini
tidak absolut, sebab pendaftaran merek dapat dibatalkan oleh pihak lain apabila
ternyata dilakukan dengan iktikad buruk.
Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah
Kriteria
usaha mikro, kecil, dan menengah (“UMKM”) diatur di dalam Pasal 35 ayat (3) dan
(5) PP 7/2021 sebagai berikut:
Usaha Mikro :
Modal Usaha : paling banyak Rp1 miliar tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
Penjualan Tahunan
: paling banyak Rp2 miliar.
Usaha Kecil :
Modal Usaha : >Rp1 miliar s.d. paling banyak Rp5 miliar tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Penjualan Tahunan
: >Rp2 miliar s.d. Rp15 miliar.
Usaha Menengah :
Modal Usaha : >Rp5 miliar s.d. paling banyak Rp10 miliar tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Penjualan Tahunan
: >Rp15 miliar s.d. Rp50 miliar.
Kemudahan Pendaftaran Merek bagi UMK
1.
Tarif PNBP bagi UMK
Salah
satu fasilitas yang diberikan oleh pemerintah bagi usaha mikro dan usaha kecil
(“UMK”) untuk mendaftarkan mereknya adalah tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak
("PNBP") yang lebih rendah dibandingkan dengan pendaftaran merek bagi
umum.
Hal
tersebut diatur di dalam Lampiran PP 28/2019 (hal. 58 – 59) bahwa tarif PNBP
untuk permohonan pendaftaran merek yang diajukan oleh UMKsecara online per
kelas adalah Rp500 ribu dan tarif pendaftaran secara manual per kelas Rp600
ribu.
Sementara
itu, tarif PNBP untuk permohonan pendaftaran merek yang diajukan oleh umum atau
bukan UMK secara online per kelas adalah Rp1,8 juta dan tarif untuk pendaftaran
secara manual per kelas adalah Rp2 juta.
Lebih
lanjut, SE DJKI No. HKI.4-TI-04.01 Tahun 2023 memberikan panduan mengenai
syarat mengajukan permohonan pendaftaran merek bagi UMK, yaitu dengan
mendapatkan surat keterangan atau surat rekomendasi sebagai usaha mikro dan
usaha kecil yang diterbitkan oleh:
a. Kementerian Koperasi dan UKM atau Kementerian
Perindustrian atau Kementerian Perdagangan atau Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif; atau
b. Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, atau Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Untuk
mendapatkan surat rekomendasi UKM tersebut, Anda dapat mendatangi Dinas
Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan, atau Dinas Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif setempat.
Perlu
diperhatikan bahwa surat keterangan ini hanya berlaku untuk 1 merek dalam 1
kali pengajuan yang ditandatangani pada tahun yang sama dengan pengajuan
permohonan pendaftaran merek.
2.
Layanan Pendampingan Hukum bagi UMK
UMK
juga berhak mendapat layanan bantuan dan pendampingan hukum, sebagaimana diatur
di dalam Pasal 48 PP 7/2021. Layanan bantuan dan pendampingan hukum ini wajib
diberikan secara cuma-cuma oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah kepada
pelaku UMK.
Layanan
bantuan dan pendampingan hukum tersebut meliputi:
a. penyuluhan hukum;
b. konsultasi hukum;
c. mediasi;
d. penyusunan dokumen hukum; dan/atau
e. pendampingan di luar pengadilan.
Dengan
demikian, UMK berhak memanfaatkan layanan bantuan penyuluhan dan konsultasi
hukum kekayaan intelektual, dalam hal ini adalah mengenai pendaftaran merek,
yang disediakan oleh pemerintah.
Lebih
lanjut, Pasal 13 ayat (2) huruf i PP 100/2021 juga mengatur bahwa konsultan
kekayaan intelektual wajib memberikan layanan konsultasi dan sosialisasi di
bidang kekayaan intelektualsecara cuma-cumakepada pengguna jasa yang tidak
mampu.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua bentuk kemudahan bagi
pelaku UMK untuk melakukan pendaftaran merek, yaitu keringanan pembayaran PNBP
dan berhak mendapatkan layanan konsultasi di bidang kekayaan intelektual.
Selain itu, tidak jarang Kementerian Hukum dan HAM juga memberikan kemudahan pendaftaran merek bagi UMKM dalam bentuk lainnya. Contohnya pada tahun 2023, Menteri Hukum dan HAM memberikan kemudahan bagi pelaku UMKM Bali berupa pemberian fasilitas gratis pendaftaran merek dengan kuota terbatas. Hal ini sebagaimana dilansir dari artikel Menkumham Ajak UMKM Bali Bicara Kekayaan Intelektual dan Kemudahan Berusaha.