
Perbedaan Gugatan Dan Permohonan
PERBEDAAN GUGATAN DAN PERMOHONAN
Nafiatul Munawaroh
Pengertian Gugatan
Gugatan
adalah tuntutan hak yang mengandung sengketa, di mana sekurang-kurangnya
terdapat dua pihak, yaitu penggugat dan tergugat. Ciri khas dari gugatan adalah
bersifat berbalasan, berhubung tergugat kemungkinan besar akan membalas lagi
gugatan dari penggugat.
Adapun
M. Yahya Harahap dalam Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan,
Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan (hal. 46 – 47) menjelaskan bahwa
gugatan mengandung sengketa di antara kedua belah pihak atau lebih.
Permasalahan yang diajukan dan diminta untuk diselesaikan dalam gugatan
merupakan sengketa atau perselisihan di antara para pihak. Penyelesaian
sengketa di pengadilan ini melalui proses sanggah-menyanggah dalam bentuk
replik dan duplik. Dalam perundang-undangan, istilah yang digunakan adalah
gugatan perdata atau gugatan saja.
Contoh
gugatan yaitu gugatan sengketa warisan, sengketa jual beli tanah, sengketa sewa
menyewa rumah, dan sebagainya.
Adapun
syarat gugatan ada dua, yaitu syarat materiil dan syarat formil. Syarat
materiil yaitu syarat yang berkaitan dengan isi atau materi yang harus dimuat
dalam surat gugatan, yang terdiri atas identitas para pihak, posita, petitum.
Sedangkan syarat formil adalah syarat untuk memenuhi ketentuan tata tertib
beracara yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan, seperti tidak
melanggar kompetensi absolut maupun relatif.
Pengertian Permohonan
Permohonan
adalah tuntutan hak yang tidak mengandung sengketa, di mana hanya terdapat satu
pihak saja yang disebut sebagai pemohon. Tidak ada sengketa di sini maksudnya
tidak ada perselisihan, yang bersangkutan tidak minta peradilan atau keputusan
dari hakim, melainkan minta ketetapan dari hakim tentang status dari suatu hal,
sehingga mendapatkan kepastian hukum yang harus dihormati dan diakui oleh semua
orang.
Terkait
dengan permohonan ini, Retnowulan Sutantio dalam buku Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek menjelaskan bahwa dalam
perkara yang disebut permohonantidak ada sengketa, hakim mengeluarkan suatu
penetapan atau lazimnya yang disebut dengan putusan declaratoir yaitu putusan
yang bersifat menetapkan, menerangkan saja (hal. 10)
Sementara
Yahya menjelaskan bahwa permohonan atau gugatan voluntair adalah permasalahan
perdata yang diajukan dalam bentuk permohonan yang ditandatangani pemohon atau
kuasanya yang ditujukan kepada ketua Pengadilan Negeri (hal. 29).
Ciri
khas dari permohonan adalah bersifat reflektif yaitu hanya demi kepentingan
pihaknya sendiri tanpa melibatkan pihak lain. Contohnya: permohonan melakukan
adopsi, konsinyasi, ganti nama, menjadi wali, dan sebagainya.
Karena
proses permohonan hanya berupa pemenuhan administratif saja, maka tidak ada
proses mengadili seperti sidang gugatan. Sehingga, sepanjang syarat-syarat
administratifnya terpenuhi, besar kemungkinan permohonan yang diajukan akan
dikabulkan.
Perbedaan antara Gugatan dan
Permohonan
Lebih
lanjut sebagaimana telah kami sarikan, Yahya menjelaskan perbedaan gugatan dan
permohonan antara lain sebagai berikut.
Permohonan
·
Masalah yang
diajukan bersifat kepentingan sepihak saja.
·
Permasalahan yang
dimohon pada prinsipnya tanpa sengketa dengan pihak lain.
·
Tidak ada orang
lain atau pihak ketiga yang ditarik sebagai lawan, tetapi bersifat bebas murni
dan mutlak satu pihak (ex-parte).
·
Hakim mengeluarkan
suatu penetapan.
Gugatan
·
Masalah yang
diajukan mengandung sengketa.
·
Terjadi sengketa
di antara para pihak, di antara 2 pihak atau lebih.
·
Pihak yang satu
berkedudukan sebagai penggugat dan pihak yang lainnya berkedudukan sebagai
tergugat.
·
Hakim mengeluarkan
putusan untuk dijatuhkan kepada pihak yang berperkara.
Contoh Gugatan dan Permohonan di
Pengadilan Agama
Pengadilan
Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di
tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang perkawinan,
waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infak, shadaqah; dan ekonomi syariah.
Adapun
contoh kasusnya, misalnya dalam kasus waris, tergolong sebagai gugatan apabila
mengandung sengketa waris, di mana ada dua pihak atau lebih yang saling
berselisih terkait harta waris. Tetapi, akan disebut permohonan apabila
seseorang memohon penetapan ahli waris ke Pengadilan Agama (tidak ada
sengketa).
Sebagai
contoh gugatan perkara waris dapat dilihat dalam Putusan PA Pekanbaru No.
1886/Pdt.G/2021/PA.Pbr. Sementara, contoh penetapan atas suatu permohonan dapat
dilihat dalam Putusan PA Batulicin No. 133/Pdt.P/2020/PA.Blcn.