
Jerat Hukum Masuk Rumah Orang Tanpa Izin
Pasal 167 ayat (1) KUHP Barang
siapa memaksa masuk ke dalam rumah, ruangan atau pekarangan tertutup yang
dipakai orang lain dengan melawan hukum atau berada di situ dengan melawan
hukum, dan atas permintaan yang berhak atau suruhannya tidak pergi dengan
segera, diancam dengan pidana penjara paling lima sembilan bulan atau pidana
denda paling banyak Rp4,5 juta.
Pasal 257 ayat (1) UU 1/2023 Setiap orang yang secara melawan hukum memaksa masuk ke dalam rumah, ruangan tertutup, atau pekarangan tertutup yang dipergunakan oleh orang lain atau yang sudah berada di dalamnya secara melawan hukum, tidak segera pergi meninggalkan tempat tersebut atas permintaan orang yang berhak atau suruhannya, dipidana penjara paling lama satu tahun atau pidana denda paling banyak kategori II, yaitu Rp10 juta.
R. Soesilo dalam
bukunya yang berjudul Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi
Pasal, menjelaskan bahwa kejahatan yang
dimaksud dalam pasal ini biasanya disebut “huisvredebreuk”
yang berarti pelanggaran hak kebebasan rumah tangga.
Lebih
lanjut, dijelaskan bahwa perbuatan yang diancam hukuman dalam pasal ini adalah:
1.
Dengan melawan hak masuk dengan
paksa ke dalam rumah, ruangan tertutup, dan sebagainya;
2.
Dengan melawan hak berada di
rumah, ruangan tertutup, dan sebagainya, tidak dengan segera pergi dari
tempat itu atas permintaan orang yang berhak atau atas nama orang
yang berhak.
R.
Soesilo mengatakan “masuk begitu saja” belum berarti “masuk dengan paksa”. Yang
artinya “masuk dengan paksa” ialah masuk dengan melawan kehendak yang
dinyatakan lebih dahulu dari orang yang berhak.
Pernyataan
kehendak ini bisa terjadi dengan jalan rupa-rupa, misalnya dengan perkataan,
dengan perbuatan, dengan tanda tulisan “dilarang masuk” atau tanda-tanda lain
yang sama artinya dan dapat dimengerti oleh orang di daerah itu.
Pintu pagar atau pintu rumah yang hanya
ditutup begitu saja itu belum berarti bahwa orang tidak boleh masuk. Apabila
pintu itu “dikunci” dengan kunci atau alat pengunci lain atau ditempel dengan
tulisan “dilarang masuk”, maka barulah berarti bahwa orang tidak boleh masuk di
tempat tersebut.
Sehingga
seorang penagih utang, penjual sayuran, pengemis dan lain-lain yang masuk ke
dalam pekarangan atau rumah orang yang tidak memakai tanda “dilarang masuk”
atau pintu yang dikunci itu belum berarti “masuk dengan paksa”, dan terhadapnya
tidak dapat dihukum. Akan tetapi jika kemudian orang yang berhak lalu
menuntut supaya orang yang masuk ke rumah itu pergi, ia harus segera
meninggalkan tempat tersebut. Jika tuntutan itu diulangi sampai tiga kali dan
tidak pula diindahkan, maka ia sudah dapat dihukum.
Jadi jika kehendak awal dari si pemilik rumah
adalah memperbolehkan si pemegang kunci masuk apabila terjadi sesuatu, maka
menurut hemat kami selain dari hal tersebut, si pemegang kunci tidak berhak
untuk masuk ke dalam rumah.
Jadi
jika ditanya apa akibat masuk ke rumah orang lain tanpa permisi? Seseorang yang
masuk rumah orang lain tanpa izin dapat dijerat dengan Pasal 167 ayat
(1) KUHP atau Pasal 257 ayat (1) UU 1/2023.
Contoh Kasus
Sebagai
gambaran mengenai tindak pidana masuk rumah orang tanpa izin dapat dilihat pada
contoh kasus yang telah diputus melalui Putusan PN Lamongan No. 343/Pid.B/2012/PN.LMG dengan
uraian singkat di bawah ini (hal. 11-13).
Majelis
hakim dalam pertimbangannya menyatakan terdakwa telah memenuhi unsur dari Pasal
167 ayat (1) dan (2) KUHP bahwa terdakwa memaksa masuk ke dalam rumah, ruangan
atau pekarangan tertutup yang dipakai orang lain dengan melawan hukum dan
berada disitu dengan melawan hukum dengan merusak atau tidak setahu yang berhak
lebih dahulu serta bukan karena kekhilafan masuk dan kedapatan di situ pada
malam hari.
Terdakwa
juga merusak jendela pemilik rumah yang terkunci, lalu terdakwa masuk ke dalam
rumah melalui jendela. Kemudian kehadiran terdakwa di dalam rumah diketahui
oleh pemilik rumah, saksi lalu menangkap terdakwa dan menyerahkan terdakwa ke
polsek.
Majelis
hakim dalam amar putusannya kemudian menyatakan terdakwa terbukti secara sah
dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana memaksa masuk ke dalam rumah,
ruangan atau pekarangan tertutup yang dipakai orang lain dengan melawan hukum
dan menjatuhkan pidana penjara selama empat bulan dengan menetapkan masa
lamanya terdakwa berada dalam tahanan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang
dijatuhkan.